MAKALAH
LATAR
BELAKANG PENDIDIKAN HUMANIORA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Budaya
Dasar
Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)
Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan
Dosen pengampu : M. Khasani, M.Pd
Oleh
:
1. Ali
Imron (2021114144)
2. Fatchurahman
Ali (2021114145)
3. Tutik
Saniyah (2021114146)
4. Selfi
Shochifatul Islah (2021114147)
Kelas
: C
SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2014
KATA PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah yang telah memberikan kemudahan kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah materi mata kuliah Ilmu Budaya Dasar kami yang
berjudul “Latar Belakang Pendidikan Humaniora”. Sholawat dan salam semoga
senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad saw, beserta keluarga, sahabat
dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat.
Makalah
ini menjelaskan tentang pengertian humaniora secara global, faktor-faktor
pendorong lahirnya budaya dll. Dengan demikian materi makalah ini diharapkan
dapat membantu proses belajar mahasiswa.
Kami
telah berupaya menyajikaan makalah ini dengan sebaik-baiknya, meskipun masih
terdapat banyak kekurangan. Kami dengan senang hati menerima saran dan saran yang konstruktif
dari pembaca guna penyempurnaan penyajian makalah berikutnya. Akhirnya, semoga
makalah yang sederhana ini dapat menambah keilmuan dan bermanfaat untuk
mahasiswa dalam proses belajar. Aamiin yaa robbal ‘alamin.
Pekalongan,
03 september 2014
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Humaniora di sebut juga kebudayaan = cultuur (bahasa
Belanda) = culture (bahasa Inggris) berasal dari perkataan latin “colere” yang
berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan, terutama mengolah
tanah atau bertani. Dari segi arti ini berkembanglah arti culture sebagai “
segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam”.
Di lihat dari sudut bahasa indonesia, kebudayaan
berasal dari bahasa sansekerta “budhayyah” yaitu bentuk jamak dari buddhi yang
berarti budi atau akal.
Pendapat lain mengatakan, bahwa “budaya” adalah
sebagai suatu perkembangan dari kata majemuk budi-daya, yang berarti daya dari
budi, karena itu mereka membedakan antara budaya dengan kebudayaan. Budaya
adalah daya dari budi yang berupa cita, karsa dan rasa, dan kebudayaan, adalah
hasil dari cita, karsa dan rasa tersebut.
Mengenai definisi kebudayaan banyak sarjana-sarjana
ilmu sosial yang mencoba menerangkan, atau setidak-tidaknya telah menyusun
definisinya. Ada dua sarjana antropologi yaitu : A.L. kroeber dan C. Kluchohn
yang pernah mengumpulkan sebanyak mungkin definisi tentang faham kebudayaan
yang termaktub dalam banyak buku yang berasal dari banyak pengarang dan
sarjana.
B. Rumusan Masalah
Bardasarkan latar belakang tersebut perlu kiranya
merumuskan masalah sebagai pijakan untuk terfokusnya kajian makalah ini. Adapun
rumusan masalahnya sebagai berikut.
1. Apa
pengertian humaniora?
C. Pemecahan
Masalah
Metode pemecahan masalah yang dilakukan melalui
study literatur atau metode kajian pustaka, yaitu dengan menggunakan beberapa
referensi lainnya yang merujuk pada permasaalhan yang dibahas. Langkah-langkah
pemecahan masalahnya dimulai dengan menentukan masalah yang akan dibahas dengan
melakukan perumusan masalah, melakukan langkah-langkah pengkajian masalah, penentuan
tujuan dan sasaran, perumusan jawaban permasalahan dari berbagai sumber, dan
penyintesisan serta pengorganisasian jawaban permasalahan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian kebudayaan
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem
gagasan, tindakan dan hasil karya manusia untuk memenuhi kehidupannya dengan
cara belajar, yang semuanya tersusundalam kehidupan masyarakat. Untuk lebih
jelas dapat dirinci sebagai berikut :
a. Kebudayaan adalah segala
sesuatu yang dilakukan dan dihasilkan manusia yang meliputi kebudayaan material dan
kebudayaan non material.
b. Kebudayaan itu diperoleh
manusia sebagai anggota masyarakat.
c. Kebudayaan itu adalah kebudayaan
manusia dan hampir semua tindakan manusia adalah kebudayaan. Sehubungan dengan
itu kita perlu mengetahui perbedaan manusia dengan makhluk lainnya, khususnya
hewan.
Ada 7 pokok perbedaan itu ialah :
1. Sebagian
besar kelakuan manusia dikuasai oleh akalnya sedangkan pada hewan oleh
nalurinya.
2. Sebagian
besar kehidupan manusia dapat berlangsung dengan bantuan peralatan sebagai
hasil kerja akalnya.
3. Sebagian
besar kelakuan manusia di dapat dan di biasakan melalui proses belajar,
sedangkan pada hewan melalui proses nalurinya
4. Manusia
mempunyai bahasa, baik lisan (lambang vokal) maupun tertulis.
5. Pengetahuan
manusia bersifat akumulatif (terus bertambah).
6. Sistem
pembagian kerja dalam masyarakat manusia jauh lebih kompleks daripada hewan.
7. Masyarakat
manusia sangat beraneka ragam, sedangkan pada hewan tetap saja.
B.
Karakteristik
Manusia Humaniora
1. Manusia sebagai
makhluk yang paling mulia
Kalau kita lihat dari segi bentuk fisiknya maupun yang ada di sebaliknya, tidak
berlebihan kalau manusia menyatakan dirinya sebagai makhluk termulia. Di antara
makhluk-makhluk lain ciptaan Tuhan.
Beberapa keistimewaan yang dimiliki
manusia dibanding dengan makhluk yang lain, adalah :
a. Manusia
mampu mengatur perkembangan hidup makhluk lain dan menghindarkannya dari
kepunahan.
b. Manusia
mampu mengubah apa yang ada di alam ini.
c. Manusia
memiliki ilmu pengetahuan yang karenanya kehidupan mereka makin berkembang dan
makin sempurna.
d. Semua
unsur alam termasuk makhluk-makhluk lain dapat dikuasai manusia dan
dimanfaatkan untuk keperluan hidupnya.
2. Manusia
Sebagai Makhluk Berbudaya
Dua kekayaan
manusia yang paling utama ialah akal dan budi atau yang lazim disebut pikiran
atau perasaan.
Di satu sisi
akal dan budi atau pikiran dan perasaan tersebut telah memungkinkan munculnya
tuntutan-tuntutan hidup manusia yang lebih daripada tuntutan hidup makhluk lain.
Di sisi lain
akal dan budi memungkinkan munculnya karya-karya manusia yang sampai kapanpun
tidak pernah akan dapat di hasilkan oleh makhluk lain. Manusia sebagai makhluk
berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya
untuk menciptakan kebahagiaan.
3. Manusia
sebagai pengemban nilai-nilai
Di muka telah dijelaskan bahwa adanya akal dan budidaya pada manusia, telah
menyebabkan adanya perbedaan cara dan pola hidup di antara keduanya. Oleh
karena itu, akal dan budi menyebabkan manusia memiliki cara dan pola hidup yang
berdimensi ganda, yakni kehidupan yang bersifat material dan kehidupan yang
bersifat spiritual. Manusia dimanapun dia berada dan apapun kedudukannya selalu
berpengharapan dan berusaha merasakan nikmatnya kedua jenis kehidupan tersebut.
Hal di atas sebagaimana kodrat dari Tuhan bahwasanya manusia memang
ditakdirkan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar mereka saling mengenal.
Saling mengenal di sini diartikan bahwasanya agar mereka yang berbeda-beda itu
bisa saling melengkapi dalam artian memberi dan menerima.
4. Budaya Alam
Dan Manusia
Budaya
selalu menawarkan ketegangan-ketegangan tertentu dalam kehidupan manusia. Tanpa
adanya ketegangan ini semua manusia tak akan mengalami kemajuan bahkan budaya
yang telah dimilikinya dapat mundur.
5. Budaya
sebagai sarana kemajuan dan sebagai ancaman
Filsuf Hegel dalam abad ke-19 membahas budaya sebagai keterasingan manusia
dengan dirinya sendiri. Dalam berbudaya, manusia tidak menerima begitu saja apa
yang disediakan oleh alam, tetapi mengubahnya dan mengembangkannya lebih
lanjut.
Dengan akal dan dayanya, manusia berusaha untuk merubah sesuatu yang
bersifat bahan mentah, yang disediakan oleh alam menjadi bahan jadi yang bisa
dimanfaatkan untuk kelangsungan hidup mereka. Dengan selalu berfikir dan
mencoba, menjadikan manusia menjadi maju. Lain halnya dengan mereka yang tidak
berminat untuk selalu berfikir dan mencoba. Pasti, akan terlihat sekali
perbedaan antara keduanya.
Selain sebagai kemajuan budaya juga bisa menjadi ancaman. Budaya merupakan
bahaya bagi manusia sendiri, yang dimaksud umpama tekhnik, peradaban, pabrik
berasap, udara yang penuh debu, kota yang kotor, hutan yang masih
kotor, kediktatoran akal dan budaya yang tamat. Baginya budaya itu menguasai,
menyalahgunakan, menjajah dan mematikan.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas kita mengetahui bahwa tujuan dari pendidikan
humaniora adalah untuk membimbing manusia menjadi manusia seutuhnya dan
mengembalikan nilai-nilai kemanusiaan yang semakin terkikis, untuk kehidupan
yang lebih sempurna.
Pendidikan Humaniora memiliki prinsip yang bertujuan untuk membuat manusia
lebih manusiawi atau untuk keselamatan dan kesempurnaan manusia. Bahwasanya
manusia diberkahi adanya akal dan budi daya yang menyebabkan cara dan pola
hidup yang berbeda diantara keduanya. Dan dengan adanya akal dan budidaya
manusia adalah sebagai pengemban nilai-nilai moral baik yang bersifat material
maupun spiritual.
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya
manusia untuk memenuhi kehidupannya dengan cara belajar, yang semuanya tersusun
dalam kehidupan masyarakat. Dengan adanya kebudayaan inilah yang
melatarbelakangi pendidikan humaniora.
DAFTAR
PUSTAKA
Widagdho, djoko. 2001. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : PT
Bumi Aksara.
0 comments:
Post a Comment