Thursday, 13 November 2014


MAKALAH
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN HUMANIORA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar
Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)
Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan

Dosen pengampu : M. Khasani, M.Pd





Oleh :
1.    Ali Imron                               (2021114144)
2.    Fatchurahman Ali                  (2021114145)
3.    Tutik Saniyah                        (2021114146)
4.    Selfi Shochifatul Islah           (2021114147)
Kelas : C

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI  (STAIN)
PEKALONGAN
2014

KATA PENGANTAR
            Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kemudahan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah materi mata kuliah Ilmu Budaya Dasar kami yang berjudul “Latar Belakang Pendidikan Humaniora”. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad saw, beserta keluarga, sahabat dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat.
Makalah ini menjelaskan tentang pengertian humaniora secara global, faktor-faktor pendorong lahirnya budaya dll. Dengan demikian materi makalah ini diharapkan dapat membantu proses belajar mahasiswa.
Kami telah berupaya menyajikaan makalah ini dengan sebaik-baiknya, meskipun masih terdapat banyak kekurangan. Kami dengan senang hati  menerima saran dan saran yang konstruktif dari pembaca guna penyempurnaan penyajian makalah berikutnya. Akhirnya, semoga makalah yang sederhana ini dapat menambah keilmuan dan bermanfaat untuk mahasiswa dalam proses belajar. Aamiin yaa robbal ‘alamin.

                                                                        Pekalongan, 03 september 2014

                                                                        Penulis






BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar  Belakang Masalah
Humaniora di sebut juga kebudayaan = cultuur (bahasa Belanda) = culture (bahasa Inggris) berasal dari perkataan latin “colere” yang berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan, terutama mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti ini berkembanglah arti culture sebagai “ segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam”.
Di lihat dari sudut bahasa indonesia, kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta “budhayyah” yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.
Pendapat lain mengatakan, bahwa “budaya” adalah sebagai suatu perkembangan dari kata majemuk budi-daya, yang berarti daya dari budi, karena itu mereka membedakan antara budaya dengan kebudayaan. Budaya adalah daya dari budi yang berupa cita, karsa dan rasa, dan kebudayaan, adalah hasil dari cita, karsa dan rasa tersebut.
Mengenai definisi kebudayaan banyak sarjana-sarjana ilmu sosial yang mencoba menerangkan, atau setidak-tidaknya telah menyusun definisinya. Ada dua sarjana antropologi yaitu : A.L. kroeber dan C. Kluchohn yang pernah mengumpulkan sebanyak mungkin definisi tentang faham kebudayaan yang termaktub dalam banyak buku yang berasal dari banyak pengarang dan sarjana.

B.     Rumusan Masalah
Bardasarkan latar belakang tersebut perlu kiranya merumuskan masalah sebagai pijakan untuk terfokusnya kajian makalah ini. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut.
1.      Apa pengertian humaniora?


C.    Pemecahan Masalah
Metode pemecahan masalah yang dilakukan melalui study literatur atau metode kajian pustaka, yaitu dengan menggunakan beberapa referensi lainnya yang merujuk pada permasaalhan yang dibahas. Langkah-langkah pemecahan masalahnya dimulai dengan menentukan masalah yang akan dibahas dengan melakukan perumusan masalah, melakukan langkah-langkah pengkajian masalah, penentuan tujuan dan sasaran, perumusan jawaban permasalahan dari berbagai sumber, dan penyintesisan serta pengorganisasian jawaban permasalahan.






















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian kebudayaan
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia untuk memenuhi kehidupannya dengan cara belajar, yang semuanya tersusundalam kehidupan masyarakat. Untuk lebih jelas dapat dirinci sebagai berikut :
a. Kebudayaan adalah segala sesuatu yang dilakukan dan dihasilkan manusia yang      meliputi kebudayaan material dan kebudayaan non material.
b. Kebudayaan itu diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
c.  Kebudayaan itu adalah kebudayaan manusia dan hampir semua tindakan manusia adalah kebudayaan. Sehubungan dengan itu kita perlu mengetahui perbedaan manusia dengan makhluk lainnya, khususnya hewan.
Ada 7 pokok perbedaan itu ialah :
1.      Sebagian besar kelakuan manusia dikuasai oleh akalnya sedangkan pada hewan oleh nalurinya.
2.      Sebagian besar kehidupan manusia dapat berlangsung dengan bantuan peralatan sebagai hasil kerja akalnya.
3.      Sebagian besar kelakuan manusia di dapat dan di biasakan melalui proses belajar, sedangkan pada hewan melalui proses nalurinya
4.      Manusia mempunyai bahasa, baik lisan (lambang vokal) maupun tertulis.
5.      Pengetahuan manusia bersifat akumulatif (terus bertambah).
6.      Sistem pembagian kerja dalam masyarakat manusia jauh lebih kompleks daripada hewan.
7.      Masyarakat manusia sangat beraneka ragam, sedangkan pada hewan tetap saja.
B.     Karakteristik Manusia Humaniora
1.      Manusia sebagai makhluk yang paling mulia
Kalau kita lihat dari segi bentuk fisiknya maupun yang ada di sebaliknya, tidak berlebihan kalau manusia menyatakan dirinya sebagai makhluk termulia. Di antara makhluk-makhluk lain ciptaan Tuhan.
Beberapa keistimewaan yang dimiliki manusia dibanding dengan makhluk yang lain, adalah :
a. Manusia mampu mengatur perkembangan hidup makhluk lain dan menghindarkannya dari kepunahan.
b. Manusia mampu mengubah apa yang ada di alam ini.
c. Manusia memiliki ilmu pengetahuan yang karenanya kehidupan mereka makin berkembang dan makin sempurna.
d. Semua unsur alam termasuk makhluk-makhluk lain dapat dikuasai manusia dan dimanfaatkan untuk keperluan hidupnya.

2.      Manusia Sebagai Makhluk Berbudaya
Dua kekayaan manusia yang paling utama ialah akal dan budi atau yang lazim disebut pikiran atau perasaan.
Di satu sisi akal dan budi atau pikiran dan perasaan tersebut telah memungkinkan munculnya tuntutan-tuntutan hidup manusia yang lebih daripada tuntutan hidup makhluk lain.
Di sisi lain akal dan budi memungkinkan munculnya karya-karya manusia yang sampai kapanpun tidak pernah akan dapat di hasilkan oleh makhluk lain. Manusia sebagai makhluk berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan.
3.      Manusia sebagai pengemban nilai-nilai
Di muka telah dijelaskan bahwa adanya akal dan budidaya pada manusia, telah menyebabkan adanya perbedaan cara dan pola hidup di antara keduanya. Oleh karena itu, akal dan budi menyebabkan manusia memiliki cara dan pola hidup yang berdimensi ganda, yakni kehidupan yang bersifat material dan kehidupan yang bersifat spiritual. Manusia dimanapun dia berada dan apapun kedudukannya selalu berpengharapan dan berusaha merasakan nikmatnya kedua jenis kehidupan tersebut.
Hal di atas sebagaimana kodrat dari Tuhan bahwasanya manusia memang ditakdirkan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar mereka saling mengenal. Saling mengenal di sini diartikan bahwasanya agar mereka yang berbeda-beda itu bisa saling melengkapi dalam artian memberi dan menerima.
4.      Budaya Alam Dan Manusia
Budaya selalu menawarkan ketegangan-ketegangan tertentu dalam kehidupan manusia. Tanpa adanya ketegangan ini semua manusia tak akan mengalami kemajuan bahkan budaya yang telah dimilikinya dapat mundur.
5.      Budaya sebagai sarana kemajuan dan sebagai ancaman
Filsuf Hegel dalam abad ke-19 membahas budaya sebagai keterasingan manusia dengan dirinya sendiri. Dalam berbudaya, manusia tidak menerima begitu saja apa yang disediakan oleh alam, tetapi mengubahnya dan mengembangkannya lebih lanjut.
Dengan akal dan dayanya, manusia berusaha untuk merubah sesuatu yang bersifat bahan mentah, yang disediakan oleh alam menjadi bahan jadi yang bisa dimanfaatkan untuk kelangsungan hidup mereka. Dengan selalu berfikir dan mencoba, menjadikan manusia menjadi maju. Lain halnya dengan mereka yang tidak berminat untuk selalu berfikir dan mencoba. Pasti, akan terlihat sekali perbedaan antara keduanya.
Selain sebagai kemajuan budaya juga bisa menjadi ancaman. Budaya merupakan bahaya bagi manusia sendiri, yang dimaksud umpama tekhnik, peradaban, pabrik berasap, udara yang penuh debu, kota yang kotor, hutan yang masih kotor, kediktatoran akal dan budaya yang tamat. Baginya budaya itu menguasai, menyalahgunakan, menjajah dan mematikan.

BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas kita mengetahui bahwa tujuan dari pendidikan humaniora adalah untuk membimbing manusia menjadi manusia seutuhnya dan mengembalikan nilai-nilai kemanusiaan yang semakin terkikis, untuk kehidupan yang lebih sempurna.
Pendidikan Humaniora memiliki prinsip yang bertujuan untuk membuat manusia lebih manusiawi atau untuk keselamatan dan kesempurnaan manusia. Bahwasanya manusia diberkahi adanya akal dan budi daya yang menyebabkan cara dan pola hidup yang berbeda diantara keduanya. Dan dengan adanya akal dan budidaya manusia adalah sebagai pengemban nilai-nilai moral baik yang bersifat material maupun spiritual.
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia untuk memenuhi kehidupannya dengan cara belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Dengan adanya kebudayaan inilah yang melatarbelakangi pendidikan humaniora.















DAFTAR PUSTAKA
Widagdho, djoko. 2001. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : PT Bumi Aksara.

0 comments:

Post a Comment