Thursday, 13 November 2014



MOTIVASI
Makalah
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Psikologi
Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)
Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan

Dosen pengampu :  NINGSIH FADHILAH, M.Pd

 

    Oleh: 
Zuhrotul Inayah                    ( 2021114108)
Rizqiyatul Hikmah                (2021114110)
Syafa’atul Udzma                 ( 2021114116)
Nur Hidayah                         ( 2021114138)
Fatchurahman Ali                 ( 2021114145)



Kelas : PAI C

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI  (STAIN )
PEKALONGAN
2014


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kami panjatkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para umatnya.
Makalah ini disusun guna melengkapi tugas Pengantar Psikolog Dalam penyusunan makalah ini, dengan kerja keras dan dukungan dari berbagai pihak, kami telah berusaha untuk dapat memberikan serta mencapai hasil yang semaksimal mungkin dan sesuai dengan harapan, walaupun di dalam pembuatannya kami menghadapi berbagai kesulitan karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang kami miliki.
Oleh sebab itu pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya khususnya kepada Ibu Ningsih Fadhilah. selaku dosen pembimbing Pengantar Psikolog.  Kami menyadari bahwa dalam penulisan dan pembuatan makalah ini, masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat kami butuhkan untuk dapat menyempurnakannya di masa yang akan datang. Semoga apa yang disajikan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan teman-teman maupun pihak lain yang berkepentingan.



Pekalongan, 8 Oktober 2014
                                                                                              
                                

                                                                        Penulis                           


DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................   i
Kata Pengantar ................................................................................................   ii
Daftar Isi..........................................................................................................  iii

BAB I   PENDAHULUAN ............................................................................   1
A.    Latar Belakang Masalah.......................................... ........................   1
B.     Rumusan Masalah ............................................................................   2
C.     Metode Pemecahan Masalah ...........................................................   2
D.    Sistematika Penulisan Makalah ........................................................   2
                      
BAB II   PEMBAHASAN .............................................................................   3
A.    pengertian Motivasi ..........................................................................   3
B.     Lingkaran Motivasi ...........................................................................   4
C.     Teori-teori Motivasi ..........................................................................   5
D.    Faktor-faktor Motivasi ......................................................................   6
E.     Macam-macam Motivasi ...................................................................   7
F.      Prinsip dan Fungsi Motivasi .............................................................   8
G.    Upaya Meningkatkan Motifiasi Belajar ............................................   9

BAB III  ANALISA  ......................................................................................   12

BAB IV  PENUTUP .......................................................................................   13
A.    Kesimpulan .......................................................................................   13
B.     Saran .................................................................................................   13

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................   14


BAB 1
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Seperti telah dipaparkan dimuka, baik hewan maupun manusia merupakan makhluk yang hidup, makhluk yang berkembang, makhluk yang aktif. Hewan dan manusia dalam berbuat atau bertindak selain terikat oleh faktor-faktor yang datang dari luar, juga ditentukan oleh faktor-faktor yang terdapat dalam diri organisme yang bersangkutan. Oleh karena itu baik hewan maupun manusia dalam bertindak selain ditentukan oleh faktor luar juga ditentukan oleh faktor dalam, yaitu berupa kekuatan yang datang dari organisme yang bersangkutan yang menjadi pendorong dalam tindakannya. Dorongan yang datang dari dalam untuk berbuat itu yang disebut motif. Motif berasal dari bahasa Latin movere yang berarti bergerak atau to move (Branca, 1964). Karena itu motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat atau merupakan driving force.
Motif sebagai pendorong pada umumnya tidak berdiri sendiri, tetapi saling kait mengait dengan faktor-faktor lain. Hal-hal yang dapat mempengaruhi motif disebut motifasi. Kalau orang ingin m engetahui mengapa orang berbuat atau berperilaku ke arah sesuatu seperti yang dikerjakan, maka orang tersebut akan terkait dengan motivasi atau perilaku yang termotivasi (motivated behavior). Motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku ke arah tujuan. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa motivasi itu mempunyai 3 aspek, yaitu (1)keadaan terdorong dalam diri organisme (driving state), yaitu kesiapan bergerak karena kebutuhan misalnyakebutuhan jasmani, karena keadaan lingkungan, atau karena keadaan mental seperti berpikir dan ingatan; (2) perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan ini; dan (3) goal atau tujuan yang dituju oleh perilaku tersebut.[1]   
B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut perlu kiranya merumuskan masalah sebagai pijakan untuk terfokusnya kajian makalah ini. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut:
1.      Apa pengertian Motivasi ?
2.      Apakah Teori-teori Motivasi ?
3.      Apa Faktor Motivasi dalam agresi ?
4.      Apa saja macam-macam Motivasi ?
5.      Apa saja prinsip-prinsip Motivasi ?
6.      Bagaimana upaya meningkatkan Motivasi belajar ?
C.   Metode Pemecahan Masalah
Metode pemecahan masalah yang dilakukan melalui study literatur atau metode kajian pustaka, yaitu dengan menggunakan beberapa referensi lainnya yang merujuk pada permasalahan yang dibahas. Langkah-langkah pemecahan masalahnya dimulai dengan menentukan masalah yang akan dibahas dengan melakukan perumusan masalah, melakukan langkah-langkah pengkajian masalah, penentuan tujuan dan sasaran, perumusan jawaban permasalahan dari berbagai sumber, dan penyintesisan serta pengorganisasian jawaban permasalahan.
D.      Sistematika Penulisan Makalah
Makalah ini ditulis dalam tiga bagian, meliputi: Bab I Pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang masalah, perumusan masalah, metode pemecahan masalah, dan sistematika penulisan makalah; Bab II, adalah Pembahasan; Bab III, bagian penutup yang terdiri dari Kesimpulan.





BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Motivasi
Istilah Motivasi, seperti halnya kata emosi, berasal dari bahasa latin, yang berarti “bergerak”. Ilmu psikilogi tentu saja mempelajari motivasi, sasarannya adalah mempelajari penyebab atau alasan yang membuat kita melakukan apa yang kita lakukan. Bagi para psikolog, motivasi merujuk pada suatu proses dalam diri manusia atau hewan yang menyebabkan organisme tersebut bergerak menuju satu tujuan, atau bergerak menjauh dari situasi yang tidak menyenangkan.
Selama beberapa decade, penelitian-penelitian mengenai motivasi didominasi oleh penelitian-penelitian yang mempelajari dorongan biologis, seperti dorongan-dorongan untuk mendapatkan makanan dan minuman, untuk melakukan hubungan seksual, untk menjadi unik, dan untuk menghindari suhu yang tidak menyenangkan, atau rasa sakit.
Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Oleh karena itu  motivasi ekstrinsik diperlukan bila mitivasi intrinsic tidak ada dalam diri seseorang sebagai subjek belajar.[2]
Banyak ahli yang sudah mengemukakan pengertian motivasi dengan berbagai sudut pandang mereka masing-masing namun intinya sama, yakni sebagai suatu pendorong yang mengubah energi dalm diri seseorang kedalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.
1.      Mc. Donal mengatakan, Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif(perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.
2.      Menurut Oemar Hamalik (dalam Dalyono,2002) perubahan energy dalam diri seseorang itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik. Karena seseorang mempunyai tujuan tertentu dari aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan segala upaya yang dapat dia lakukan untuk mencapainya.[3]
B.       Lingkaran Motivasi
Pada umumnya motivasi mempunyai sifat siklas (melingkar), yaitu motivasi timbul, memicu perilaku tertuju kepada tujuan (goal), dan akhirnya setelah tujuan (goal) tercapai, motivasi itu berhenti. Tetapi itu akan kembali ke keadaan semula apabila ada sesuatu kebutuhan lagi. Siklus tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

The basic motivational cycle

Pada tahap timbulnya keadaan pemicu  (driving state). Istilah drive dorongan atau picu biasanya digunakan bila yang timbul itu berdasarkan kebutuhan biologis atau fisiologis. Drive juga bisa timbul karena pengaruh stimulus luar, misal gambar yang merangsang.
Sudah barang tentu tujuan akan bergantung pada motif yang ada pada diri organisme, kebutuhan atau motif apa yang sedang aktif dalam diri organisme yang bersangkutan. Sementara tujuan bersifat positif, misal makanan, kemitraan, kesejukan udara dan sebagainya. Ini merupakan hal yang ingin dicapai, individu atau organisme berusaha untuk mencapainya. Namun sebaliknya ada tujuan yang bersifat negatif, yaitu tujuan yang ingin dihindari atau ditolak oleh organisme, misalnya keadaan yang membahayakan, keadaan yang tidak menyenagkan. Keadaan semacam ini akan dihindari oleh organisme, atau dijauhi oleh organisme.
C.      Teori-teori Motivasi
1.      Teori Psikoanalisis.
Merupakan metode untuk menangani gangguan mental, juga merupakan teori tentang Motivasi manusia.
Contohnya:
a.    Dorongan Naluri.
ferud yakni bahwa semua perilaku berasal dari dua kelompok naluri yang bertentangan: naluri kehidaupan, yang meningkatkan hidup dan pertumbuhan seseorang, dan naluri kematian, yang mendorong individu kearah kehancuran. Energi naluri kehidupan adalah libido, yang terutama berkisar diantara kegiatan seksual. Naluri kematian dapat diarahkan kedalam diri, dalam bentuk bunuh diri atau perilaku merusak diri yang lain, atau keluar diri, dalam bentuk agresi terhadap orang lain. Oleh sebab itu freud yakin bahwa sesk dan agresi merupakan dua motif dasar prilaku manusia.
b.      Perilaku yang dapat mengungkapkan adanya motif tak sadar.
Meskipun para penulis dan para pakar filsfat telah lama mengakui adanya kendali tak sadar terhadap tingkah laku manusia, Freud merupakan orang pertama yang menaruh perhatian terhadap peranan penting motif tak sadar dalam prilaku manusia.
2.      Teori belajar social.
Merupakan Teori yang menekankan interaksi antara perilaku dan lingkungan, yang memusatkan diri pada pola prilaku yang dikembangkan individu untuk menguasai lingkungan dan bukan pada dorongan naluriah.
Contohnya:
a.       Belajar dari orang lain.
Vicarious learning teori belajar social juga menekankan makna penting belajar dari orang lain, atau belajar melalui observasi. Beberapa pola prilaku dipelajari melalui pengamatan terhadap pprilaku orang lain dan observasi terhadap akibat yang ditimbulkannya.
b.         Pengaturan diri ( Self Regulation ) .
Penekannan lain dari teori belajar sosial adalah makna penting proses pengaturan diri. Suatu prilaku tertentu menimbulkan akibat eksternal, tetapi juga menimbulkan reaksi evaluasi diri.
D.      Faktor-faktor Motivasi
Agresi biasanya didefisinikan sebagai perilaku yang dimaksudkan untuk melukai orang lain (secara fisik atau veral) atau merusak harta benda. Kata kunci dari defisinisi ini adalah maksud. Jika seseorang secara tidak sengaja menginjak kaki Anda di sebuah tangga berjalan yang penuh dengan segera minta maaf, Anda tidak dapat mencap perilakunya agresif.
Jika seseorang berjalan menuju kearah anda, pada saat anda duduk di bangku belajar, dan menginjak kaki anda , tentu anda sangat marah terhadap tindakan agresif yang terang-terangan tersebut. Tetapi , tindakan agresif yang disengaja pun bias merupakan sesuatu tujuan disamping mengakibatkan luka . kekuasaan, kekayaan ,dan status hanya merupakan sebagian dari tujuan yang dapat di capai melalui cara-cara agresif.
Beberapa pakar psikologi membuat perbedaan antara agresi permusuhan (hostile aggression), yang semata-mata dilakukan dengan maksud menyakiti orang lain ,dan agresi instrumental (instrumental aggression) yang ditunjukan untuk mendapatkan ganjaran lain selain penderitaan korbannya. Agresi instrumental mencakup  perkelahian untuk membela diri, penyerangan terhadap seseorang ketika terjadi perampokan,perkelahian, untuk membuktikan kekuasaan atau dominansi seseorang. Tetapi perbedaan antara agresi permusuhan dan agresi instrumental tidak terlalu jelas.[4]
E.       Macam-macam Motivasi
 Dalam membicarakan jenis-jenis motivasi,hanya akan dibahas dari dua sudut pandang,yakni motivasi yang berasal dari dalam diri pribadi seseorang yang disebut motivasi intrinsik dan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang yang disebut motivasi ekstrinsik.
1.    Motivasi Intrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar,karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Bila seseorang telah memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya, maka secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya.Dalam aktivitas belajar, motivasi intrinsik sangat diperlukan,terutama belajar sendiri. Dorongan untuk belajar bersumber pada kebutuhan,yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan.Jadi,motivasi intrinsik muncul berdasarkan kesadaran dengan tujuan esensial,bukan sekadar atribut dan seremonial.


2.      Motivasi Ekstrinsik.             
Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik.Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya diluar factor-faktor situasi belajar (resides in some factor outside the learning situation). Misalnya untuk mencapai angka tinggi, diploma, gelar, kehormatan, dan sebagainya. Motivasi ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak diperlukan dan tidak baik dalam pendidikan. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar anak didik termotivasi untuk belajar. Kesalahan penggunaan bentuk-bentuk motivasi ekstrinsik akan merugikan anak didik.  Akibatnya, motivasi ekstrinsik bukan berfungsi sebagai pendorong, tetapi menjadikan anak didik malas belajar. Oleh karena itu, guru harus bias dan pandai mempergunakan motivasi ekstrinsik dengan akurat dan benar dalam rangka menunjang proses intrinsik edukatif dikelas.
F.       Prinsip dan Fungsi Motivasi
Diterangkan dalam aktivitas belajar mengajar. Ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar, yaitu:
1.    Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar.
2.    Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam belajar.
3.    Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman.
4.    Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar.
5.    Motivasi dapat memupuk optimism dalam belajar.
6.    Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar.
Adapun fungsi motivasi dalam proses belajar adalah:
1.    Motivasi sebagai pendorong perbuatan
2.    Motivasi sebagai penggerak perbuatan
3.    Motivasi sebagai pengarah perbuatan.
Sedangkan bentuk-bentuk motivasi yang dapat dimanfaatkan dalam rangka mengarahkan belajar anak didik dikelas adalah sebagai berikut: member angka, hadiah, kompetisi, ego-involvement, member ulangan, mengetahui hasil, pujian, hukuman, hasrat untuk belajar, minat dan tujuan yang diakui.
G.      Upaya Meningkatkan Motifiasi Belajar.
Menurut De Decce dan Grawford (dalam Dalyono, 2001), ada empat fungsi guru sebagi pengajar yang berhubungan dengan cara pemeliharaan dan peningkatan motivasi belajar anak didik, yaitu:
1.    Menggairahkan anak didik.
              Sebagai seorang guru, harus memelihara minat anak didik dalam belajar, dengan memberikan kebebasan tertentu untuk berpindah dari satu aspek ke aspek lain pelajar dalam situasi belajar. Discrovery learning dan brain storming merupakan metode dan memberikan kebebasan terhadap anak didik, maka guru harus mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai disposisi awal setiap anak didiknya.
2.    Memberikan Harapan Realitis
            Guru harus memelihara harapan-harapan anak didik yang realitis dan memodifikasi harapan-harapan yang tidak realitis. Untuk itu guru perlu memiliki pengetahuan yang cukup mengenai keberhasilan atau kegagalan akademis setiap anak didik di masa lalu. Dengan demikian, guru dapat membedakaan antara harapan-harapan yang realities, pesimitis atau terlalu optimis. Bila anak didik telah banyak mengalami kegagalan, maka guru harus memberikan sebanyak mungngkin keberhasilan kepada anak didik.
3.      Memberikan insentif.
                Bila anak didik mengalami keberhasilan, guru di harapkan memberikan hadiah kepada anak didik (dapat berupa pujian atau angka yang baik), atas keberhasilan, sehingga anak terdorong untuk mrlakukan usah lebih lanjutguna mencapai tujuan-tujuan pengajaran.
4.      Mengarahkan perilaku anak didik
              Mengarahkan perilaku anak didik adalah tugas guru. Disisni kepada guru dituntut untuk memberikan respon terhadap anak  didik yang tak terlibat langsung dalam kegiatan belajar dikelas. Anak didik yang diam, membuat keributan, yang berbicara sesamanya, dan sebagainya harus diberikan teguran secara arif dan bijaksana, memberikan hukuman yang mendidik, menegur dengan sikap lemah lembut dan dengan perkataan yang ramah dan baik.
              Seperti dikutip oleh Gage dan Berliner, Raven (dalam Dalyono, 2002) mensyaratkan sejumlah cara meningkatkan motivasi anak didik tanpa harus melakukan reorganisasi kelas secara besar-besaran.
1.    Pergunakan pujian verbal
Penerimaan sosial yang mengikuti tingkah laku yang diinginkan dapat menjadi alat yang cukup dapat dipercaya untuk mengubah prestasi dan tingkah laku akademis kea rah yang diinginkan. Kata-kata seperti bagus, baik, pekerjaanmu baik, yang diucapkan segera setelah anak didik selesai mengerjakan pekerjaan yang diperintahkan atau mendekati tingkah laku yang diinginkan, merupakan pembangkit motivasi yang besar. Penerimaan sosial merupakan suatu penguat atau insentif yang relatif konsisten.

2.    Pergunakan tes dan nilai secara bijaksana
Kenyataan bahwa tes dan nilai pakai sebagai dasar  berbagai hadiah sosial (penerimaan lingkungan, promosi,pekerjaan yang baik, uang yang lebih banyak,dan sebagainya) menyebabkan tes dan nilai dapat menjadi suatu kekuatan untuk memotivasi anak didik. Anak didik belajar bahwa belajar bahwa ada keuntungan yang diasosiasikan dengan nilai yang tinggi. Dengan demikian, memberikan tes dan nilai mempunyai efek dalam memotivasi anak didik untuk belajar. Akan tetapi, tes dan nilai harus dipakai secara bijaksana, yaitu untuk memberikan informasi kepada anak didik untuk menilai penguasaan dan kemajuan anak didik, bukan untuk menghukum atau membanding-bandingkan dengan anak didik lainya. Penilaian diberikan sesuai dengan prestasi kerja dan perilaku yang ditunjukkan oleh anak didik dan bukan atas kemauan guru yang semena-mena. Penyalahgunaan tes dan nilai mengakibatkan menurunnya keinginan anak didik untuk berusaha belajar dengan baik.  
3.        Membangkitkan rasa ingin tahu dan hasrat eksplorasi
Didalam diri anak didik, ada potensi yang besar yaitu rsa ingin tahu terhadap sesuatu. Potensi ini dapat ditumbuhkan dengan menyediakan lingkungan belajar yang kreatif. Rasa ingin tahu pada anak didik melahirkan kegiatan yang positif, yaitu eksplorasi. Keinginan anak untuk memperoleh pengalaman-pengalaman baru dalam situasi yang baru merupakan desakan eksploratif dari dalam diri anak didik. Kebangkitan motifasi tidak bisa dibendung bila didalam diri anak sudah membara terasa ingin tahu dan hasrat eksplorasi.[5]


BAB III
ANALISA

1.        Motiflah yang memberi dorongan seseorang dalam melakukan suatu aktivitas.
2.        Motif tidak dapat dilihat secara langsung, tetapi motif dapat diketahui dari perilaku, inilah yang disebut dengan Motifasi.
3.        Motivasi dibagi menjadi 2, yakni motivasi intrinsik (datang dari dalam diri) dan motivasi ekstrinsik (datang dari luar diri).
4.        Motivasi tidak bersifat permanen. Ada banyak hal yang bisa dengan mudah menghilangkan atau memunculkan motivasi.
5.        Motivasi intrinsik sebenarnya lebih diperlukan karena lebih bersifat tahan lama dibanding motivasi ekstrinsik, namun kedua motivasi ini saling mempengaruhi satu sama lain.
6.        Motivasi satu ketika bisa menjadi sangat besar, terkadang sedang, tapi juga terkadang tiba-tiba menghilang tanpa bekas.
7.        Saat kita dalam kondisi didasar keterpurukan, maka timbul semangat untuk bangkit, yang berasal dari dalam diri kita. Disini akan timbul motivasi dan kita akan berusaha untuk mencapai titik tujuan. Dan setelah kita berhasil bangkit serta tujuan kita tercapai, motivasi itu berhenti. Tetapi itu akan kembali ke keadaan semula.
8.        Ketika menerima kritik kebanyakan orang akan terpuruk, lalu mencari motifasi untuk bangkit, ketika menerima pujian orang cenderung bertindak berlebihan, menyepelekan, menggampangkan. 






BAB IV
PENUTUP

A.      Kesimpulan
                   Jadi motivasi adalah adalah sebuah alasan atau dorongan seseorang untuk bertindak. Orang yang tidak mau bertindak sering kali disebut tidak memiliki motivasi. Alasan atau dorongan itu bisa datang dari luar maupun dari dalam diri. Sebenarnya pada dasarnya semua motivasi itu datang dari dalam diri, faktor luar hanyalah pemicu munculnya motivasi tersebut. Motivasi dari luar adalah motivasi yang pemicunya datang dari luar diri kita. Sementara motivasi dari dalam ialah motivasinya muncul dari inisiatif diri kita.
Teori-teori motivasi ada 2 yaitu pertama, teori psikoanalisis merupakan metode untuk menangani gangguan mental, juga merupakan teori tentang motivasi manusia. Kedua, teori belajar sosial merupakan teori yang menekankan interaksi antara perilaku dan lingkungan, yang memusatkan diri pada pola prilaku yang dikembangkan individu untuk menguasai lingkungan dan bukan pada dorongan naluriah.
Jenis motifasi dibedakan menjadi 2 yaitu Motivasi intrinsik dan Motivasi ekstrinsik Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang datang dari dalam diri individu. Motivasi ekstrinsik biasa didefinisikan sebagai motivasi yang datang dari luar individu. Secara umum, motivasi ekstrinsik lebih sering  berbentuk materi atau juga pujian.
B.       Saran
            Saat kita dalam kondisi dibawah (terpuruk), percayalah bahwa penderitaan pasti ada akhirnya. maka motifasilah diri dengan hal-hal yang positif seperti pendekatan hati nurani kita dengan cahaya (nur) Allah Swt. Saat kondisi kita diatas ingatlah kebahagiaan juga pasti ada akhirnya. intinya jangan lihat kebahagiaan atau penderitaan itu. Tapi lihatlah dibalik kebahagiaan dan penderitaan itu ada Allah Swt. Saran akhir dari penulis “ Dipuji tidak terbang, dikritik tidak tumbang”.

DAFTAR PUSTAKA
Hilgard, Ernest R. 1982. Pengantar Psikologi (Terjemah Indonesia). Jakarta: Erlangga.
Islamuddin, Haryu. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Wade, Carol dan Carole Tavris. 2007.  Psychology (Terjemah Indonesia). Jakarta: Erlangga.
Walgito, Bimo. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset.







[1] Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Andi Offset, 2010), hlm. 240-241
[2] Carol Wade, Carole Tavris, Psychology (Terjemah Indonesia) , (Jakarta: Erlangga,2007), hlm. 143-144
[3] Haryu Islamuddin, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2012), hlm,259
[4] Ernest R. Hilgard, Pengantar Psikologi(Terjemah Indonesia), (Jakarta: Erlangga,1982), hlm.55-61
[5] Haryu Islamuddin. op. cit., hlm. 260-267
 






0 comments:

Post a Comment