Wednesday, 4 March 2015



MAKALAH
 LATAR BELAKANG MASALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)
Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan
Dosen pengampu : Umum Budi Karyanto, M. Hum


           1.       Fatchurahman Ali                  (2021114145)

             Kelas : PAI C
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI  (STAIN)
PEKALONGAN
2015

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kemudahan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah kami tentang “Latar Belakang Masalah” mata kuliah Bahasa Indonesia. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad saw., beserta keluarga, shahabat dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat.
Makalah ini menjelaskan tentang Apa Pengertian Latar Belakang Masalah, Alasan-Alasan Penulis Memilih Judul Atas Sebuah Permasalahan, Hal-hal  yang  perlu diperhatikan  dalam  menyusun   latar  belakang masalah, Latar belakang masalah dalam proposal. Dengan demikian materi makalah ini diharapkan dapat membantu proses belajar mahasiswa.
Teriring ucapan terima kasih kepada Bapak Umum Budi Karyanto selaku pembimbing kami dalam pembelajaran mata kuliah Bahasa Indonesia, juga kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan serta motivasi kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan dan peningkatan kualitas makalah di masa yang akan datang dari pembaca adalah sangat berharga bagi kami.
Demikian makalah ini kami susun, semoga makalah ini bisa menambah keilmuan dan bermanfaat bagi kita semua serta menjadi tambahan referensi bagi penyusunan makalah dengan tema yang senada diwaktu yang akan datang. Aamiin yaa robbal ‘alamin.
Pekalongan, 26 Pebruari 2015
                                                                              Penulis

DAFTAR ISI
Halaman Judul .................................................................................................    i
Kata Pengantar ................................................................................................    ii
Daftar Isi .........................................................................................................    iii
Bab I Pendahuluan ..........................................................................................    1
A.  Latar Belakang Masalah ......................................................................    1
B.  Rumusan Masalah ................................................................................    2
C.  Metode Pemecahan Masalah ...............................................................    2
D.  Sistematika Penulisan Masalah ............................................................     2
Bab II Pembahasan ..........................................................................................   3
A.   Pengertian Latar Belakang Masalah....................................................     3
B.   Alasan-Alasan Penulis Memilih Judul Atas Sebuah Permasalahan.....        6
C.   Hal-hal  yang  perlu diperhatikan  dalam  menyusun   latar  belakang  
 masalah................................................................................................  6
D.    Latar belakang masalah di dalam proposal..........................................    8
E.     Contoh Latar Belakang Masalah ........................................................    9
Bab III Penutup ...............................................................................................  13
A.  Kesimpulan ..........................................................................................   13
B.  Saran ....................................................................................................   13
Daftar Pustaka ................................................................................................. 
BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
Masalah adalah kata yang sering kita dengar dikehidupan sehari-hari, tak ada seorangpun yang tak luput darih masalah baik masalah yang sifatnya ringan ataupun masalah yang sifatnya berat. Masalah adalah suatu kendala atau persoalan yang harus dipecahkan dengan kata lain masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan suatu yang diharapkan dengan baik. Berikut merupakan pengertian masalah menurut beberapa ahli dan kamus Bahasa Indonesia:
1.         Munurut kamus BBI, Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan.
2.         Menurut Sugiyono (2009:52) masalah diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan dengan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksana.
3.         Menurut James Stoner, Masalah suatu situasi menghambat organisasi untuk mencapai satu atau lebih tujuan.
4.         Menurut Prajudi Atmosudirjo, Masalah adalah sesuatu yang menyimpang dari apa yang diharapkan, direncanakan, ditentukan untuk dicapai sehingga merupakan rintangan menuju tercapainya tujuan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa masalah penelitian adalah sesuatu hal atau kejadian yang dijadikan sebuah penelitian dengan mempertimbangkan beberapa hal dalam menentukan suatu masalah dalam penelitian sehingga memperoleh jawaban yang diinginkan. Banyaknya masalah penelitian yang sering ditemukan, seringkali membuat seorang peneliti harus memilih masalah penelitian yang paling layak diantara beberapa masalah tersebut. Hal yang penting dijadikan pegangan dalam memilih masalah penelitian ini adalah bahwa keputusan dan penentuan terakhir adalah terletak pada peneliti itu sendiri. Sebelum memilih masalah, terlebih dahulu peneliti harus menentukan topik penelitian.
Seorang  yang  berkecimpung dalam dunia pendidikan akan tendorong untuk melakukan penelitian jika ia menemukan masalah. Bagaimana ia menemukan dan merumuskan masalah. Pernyataan yang tampaknya sepele ini nyatanya tidak selalu mudah dijawab dan tak heran kalau para peneliti menemukan bahwa perumusan masalah merupakan jantung penelitian.
B.   Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian latar belakang masalah?
2.    Apa alasan-alasan penulis memilih judul atas sebuah permasalahan?
3.    Apa Hal-hal  yang  perlu diperhatikan  dalam  menyusun   latar  belakang masalah?
4.    Bagaimana latar belakang masalah dalam proposal?
C.    Metode Pemecahan Masalah
Metode pemecahan masalah yang dilakukan melalui study literatur atau metode kajian pustaka, yaitu dengan menggunakan beberapa referensi lainnya yang merujuk pada permasalahan yang dibahas. Langkah-langkah pemecahan masalahnya dimulai dengan menentukan masalah yang akan dibahas dengan melakukan perumusan masalah, melakukan langkah-langkah pengkajian masalah, penentuan tujuan dan sasaran, perumusan jawaban permasalahan dari berbagai sumber, dan penyintesisan serta pengorganisasian jawaban permasalahan.
D.    Sistematika Penulisan Makalah
Makalah ini ditulis dalam tiga bagian, meliputi: Bab I Pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang masalah, perumusan masalah, metode pemecahan masalah, dan sistematika penulisan makalah; Bab II, adalah Pembahasan; Bab III, bagian penutup yang terdiri dari Kesimpulan.

BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah adalah paparan yang berfungsi untuk menarik perhatian pembaca dan memberi arahan terhadap masalah-masalah yang akan diuraikan.[1] Latar belakang masalah mencantumkan alasan penulisan mengenai judul dan media praktis yang dapat diambil dari karangan ilmiah.[2] Latar belakang masalah juga memuat kerangka berfikir tentang pentingnya mengadakan kegiatan proyek penelitian, pembahasan topik atau tema tertentu atau menempatkan masalah untuk dikaji agar ada jalan keluar/solusinya dan masalah ini diatasi dengan penelitian.[3] Latar belakang masalah memuat fakta-fakta atau sebab yang relevan sebagai titik tolak dalam merumuskan masalah penulisan dan mengemukakan alasan penentuan masalah. Penulis dapat mengutip/mengemukakan pendapat para ahli, berita melalui media massa, peraturan perundang-undangan yang mendukung terhadap fakta atau fenomena yang akan ditulis. Setiap peraturan dan perundang-undangan yang dikutip tidak ada catatan kaki, sedangkan pendapat para ahli, berita melalui media massa harus disertai catatan kaki.
Suatu penelitian dapat dilakukan pertama-tama tentu harus ada masalahnya. Maka pertanyaan kita sekarang apakah sebenarnya masalah penelitian itu. Jawabannya memang agak sukar. Namun, masalah itu lazim didefinisikan sebagai adanya keadaan, kejadian, atau peristiwa yang memerlukan pemecahan. Acapkali peristiwa atau kejadian yang sama bisa menimbulkan masalah yang besar, tetapi bisa juga tidak menjadi masalah atau hanya merupakan masalah kecil. Umpamanya, kalau ban mobil kita kempes di tengah keramaian lalu lintas  yang padat dan kita seorang diri di dalamnya, maka hal ini merupakan masalah besar, sebab mengganti ban di tengah keramaian lalu lintas bukanlah pekerjaan mudah. Apalagi kalau kita belum pernah melakukannya. Berbeda halnya kalau ban mobil itu kempes ketika berada di garasi di rumah sendiri. Ini pun masalah, tetapi bukan masalah besar sebab kempesnya ban itu tidak mengganggu arus lalu lintas lain, dan kita pun bisa mengganti bannya itu kapan saja.[4]
Latar belakang masalah merupakan uraian hal-hal yang menyebabkan perlunya dilakukan penelitian terhadap sesuatu masalah atau problematika yang ditulis dalam bentuk uraian paparan, atau poin-poinnya saja. Pada bagian ini dikemukakan :
1.    Pentingnya masalah-masalah yang akan dibahas.
2.    Telaah pustaka yang telah ada tentang teknologi yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.
3.    Manfaat praktis hasil bahasan.
4.    Perumusan masalah pokok yang dibahas secara eksplisit. Biasakan perumusan masalah dalam bentuk pertanyaan.
Latar belakang masalah menguraikan alasan-alasan mengapa masalah dan/ atau pertanyaan penelitian serta tujuan penelitian menjadi focus penelitian. Dalam latar belakang masalah secara tersurat harus jelas subtansi permasalahan (akar permasalahan) yang dikaji dalam penelitian atau hal yang menimbulkan pertanyaan penelitian, yang akan dilakukan untuk menyiapkan skripsi. Secara operasional permasalahan penelitian yang dimaksud harus gayut (relevan) dengan rumusan masalah dan/ atau pertanyaan penelitian yang diajukan. Pokok isi uraian latar belakang masalah hendaknya mampu meyakinkan pihak lain, terutama pembimbing dan penguji. Dengan kata lain, unsur yang perlu diketengahkan dalam latar belakang masalah penelitian sekurang-kurangnya memuat hal-hal berikut :
1.    Penjelasan dan/atau alasan mengapa masalah dan/ atau pertanyaan penelitian yang diteliti itu penting dan menarik untuk diteliti.
2.    Beberapa bukti bahwa masalah yang diajukan belum ada jawaban atau pemecahan yang memuaskan. Harus dijelaskan bahwa masalah yang diajukan /diteliti belum pernah diteliti oleh siapa pun, dan jika ini merupakan penelitian ulang (replikasi) harus dijelaskan alasannya mengapa hal itu dilakukan.
3.    Kedudukan masalah yang diteliti dalam konteks permasalahan yang lebih luas dengan memperhatikan perkembangan bidang yang dikaji.
Dalam hal ini para penulis sebaiknya menyadari bahwa pemilihan masalah harus didasarkan atas minat dan penghayatan sendiri. Alasan pemilihan masalah yang paling tepat adalah adanya kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan apa yang terjadi. Menurut Prof. Dr. Winarno memilih masalah adalah mendalami masalah itu, sehingga harus dilakukan secara lebih sestematis dan intensif. Selanjutnya oleh Dr.Winarno dikatakan bahwa setelah studi eksploratoris ini penulis menjadi jelas terhadap masalah yang dihadapi, dari aspekhistoris, hubungannya dengan ilmu yang lebih luas, situasi dewasa ini dan kemungkinan-kemungkinan yang akan dating dan lain-lainnya.
a.    Mengetahui dengan pasti apa yang akan diteliti.
b.    Tahu dimana/ kepada siapa informasi dapat diperoleh.
c.    Tahu bagaimana cara memperoleh data atau informasi.
d.   Dapat menentukan cara yang tepat untuk menganalisis data.
e.    Tahu bagaimana harus mengambil kesimpulan serta memanfaatkan hasil.[5]
Masalah atau persoalan biasanya akan muncul kalau ada kesenjangan antara das sollen dan das sein, ada perbedaan antara apa yang seharusnya dan apa yang ada dalam kenyataan, antara apa yang diperlukan dengan apa yang ada atau tersedia,  antara harapan dan kenyataan, dan sebagainya. Seringkali kesenjangan itu mengenai teknologi dan pengetahuan. Informasi yang tersedia tidak cukup, dan teknologi yang ada tidak memenuhi kebutuhan. Maka, penelitian diharapkan dapat memecahkan masalah itu atau setidaknya-tidaknya dapat memperkecil kesenjangan itu.
Masalah yang harus dipecahkan atau dijawab melalui penelitian, termasuk juga dalam bidang kebahasaan, cukup tersedia banyak, tinggallah si peneliti mengidentifikasikan, memilih, dan merumuskan. Dalam hal ini memang dituntut adanya kejelian dari si peneliti untuk menemukan masalah tersebut. Mereka yang sudah terlatih dan terbiasa tetntu akan mudah menemukan masalah itu. Biasanya masalah-masalah itu dapat kita temukan dari berbaga sumber, seperti (a) bacaan, (b) pertemuan ilmiah, (c) pernyataan pemegang otoritas, (d) pengamatan sepintas, dan sebagainya.

B.     Alasan-Alasan Penulis Memilih Judul Atas Sebuah Permasalahan
Dalam bagian latar belakang ini diharapkan penulis menuliskan sebab-sebab ia memilih judul atas permasalahan tersebut. Alasan-alasan yang dapat dikemukakan antara lain:
1.    Pentingnya masalah tersebut diteliti karena akan membantu pelaksanaan kerja yang lebih efektif misalnya, atau akan dicari pemecahannya karena berbahaya apabila tidak. Jadi pentingnya diadakan penelitian.
2.    Menarik minat peneliti karena dari pengalamannya peneliti mendapatkan gambaran bahwa hal itu sangat menarik.
3.    Sepanjang sepengetahuan peneliti belum ada orang yang meneliti masalah tersebut.
C.    Hal-hal  yang  perlu diperhatikan  dalam  menyusun   latar  belakang   masalah  
Setiap  penelitian  yang   diajukan   harus  menyampaikan  latar  belakang  masalah yang  nyata-nyata  memerlukan  pemecahan. Latar  belakang  masalah  yang  jelas  akan    memudahkan  perumusan  masalah. Di sini, secara   garis  besar  diuraikan  massalah  yang  akan  diteliti, bagaimana cara  menelitinya  dan  untuk  apa   masalah  itu  diteliti. Dalam  uraian  latar  belakang  masalah,   peneliti  mengekspresikan  secara  sistematis  gejala   dan peristiwa  yang  tersinyalir  menimbulkan  permasalahan  untuk  diteliti. Beberapa  hal  yang  perlu diperhatikan  dalam  menyusun   latar  belakang   masalah   penelitian   adalah:
1.         Tidak terlalu muluk-muluk sehingga jauh dari konteks permasalahannya.
2.         Berorientasi pada profesi, fungsi, bidang studi dan jurusan si penyusun usulan penelitian.
3.         Berorientasi pada maksud dan  konteks  penelitian  yang  akan  dilakukan.
4.         Disusun  atau  disajikan  secara  sistematis, ringkas  dan  terarah  pada  suatu  permasalahan  yang akan  diteliti.
Pembahasan  dalam  latar  belakang  ini bermaksud  membeberkan  tentang  mengapa  masalah  yang  diteliti  itu timbul  atau penting  dilihat  dari  segi  profesi  peneliti, pengembangan  ilmu  pengetahuan  dan  kepentingan  kemasyarakatan. Di samping itu, perlu  pula  diuraikan  secara jelas  tentang  kedudukan  masalah  yang  hendak  diteliti  itu dalam  wilayah  bidang  studi  yang  ditekuni  oleh  peneliti  (mahasiswa). Untuk  merumuskan  latar  belakang  masalah  secara  runtut  jelas  dan  tajam, peneliti  dituntut  mampu  membaca  dan  memaknai  gejala-gejala  yang  muncul  dalam  bidang  keilmuannya. Untuk  itu, pengetahuan  peneliti  yang luas  dan  terpadu  mengenai  teori-teori  dan hasil-hasil  penelitian  terdahulu  yang  terkait  merupakan syarat  mutlak. Ini  merupakan  alasan  lain, mengapa  penelaahan  terhadap  jurnal-jurnal  hasil-hasil  penelitian  yang  terkait  harus  dilakukan  sejak  awal.[6]
Dalam  suatu  peneletian  ilmiah, proses  lahirnya  suatu  masalah  tersaji  secara  formal  dalam  bentuk  uraian  latar  belakang  masalah. Melalui  latar  belakang  masalah, pengalaman  tentang  permasalahan  penelitian  yang  sedang  dihadapi dapat  menjadi  lebih  utuh.  Alasannya  adalah  suatu  latar  belakang  masalah  yang  baik  umumnnya  mengungkapkan  paling  tidak  empat  hal, yaitu:
1.         Mengungkapkan  isu-isu (issues)
Isu  ada  dalam  latar  belakang  masalah  mengingat  isu merupakan hal yang mengganjal  tentang sesuatu hingga memerlukan penyelesaian. Isu bisa merupakan gejala, fenomena,  atau komentar  yang sedang  ramai saat ini. Isu berperan sebagai masalah yang pokok dan segera memerlukan penyelesaian. Perlu diingat  bahwa isu berbeda dengan gossip. Hal ini lain yang perlu diingat bahwa sepanjang pernyataan tentang  masalah masih bisa dibantah, maka tidak bisa dikatakan isu.
2.      Mengungkapkan fakta-fakta (exiting information)
Selain isu, dalam latar belakang masalah biasa diuraikan pula fakta-fakta  yang memperkuat isu. Maksudnya, ada keyakinan bahwa isu yang  diangkat tidaklah dibuat-buat, melainkan nyata  adanya. Fakta-fakta yang dimaksud umumnya tentang data berupa angka,data-data kuaalitatif, dan laian-lain. Sumber faktaa pun terkadang disebutkan, misalnya darai suatu media massa, jurnal, laporan sebuah instansi, atau hasil penelitian sebelumnya. Peneliti hendaknya memperhatikan pula keaaktualan fakta-fakta yang dikemukakan.
3.      Mengungkapkan nilai guna untuk apa masalah dipecahkan (nedd)
Setelah isu diungkapkan dan disertai oleh fakta yang menguatkan, ada baiknya peneliti pun menguraikan kebutuhan peneliti, yaitu untuk apa masalah dipecahkan melalui penelitiannya. Suatu penelitian memiliki arti lebih apabila hasilnya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan lain. Sebagai contoh, suatu penelitian yang menyangkut isi tentang masalah kesuliat mengajarkan penyelesaian , soal-soal tipe pemecahan masalah matematika, hasil penelitiannya dapat dimanfaatkan bagi guru mtematika dalam memberikan pembelajaran matematika, khususnya dalam mengerjakan penyelesaian soal-soal tipe pemecahan masalah.
4.      Memiliki tingkat kesukaran berkenaan dengan pemecahan masalahnya atau masih langka/jarang orang meneliti masalah itu (difficulty).
Hal ini sering disertakan dalam latar belakang masalah adalah difficulty masalah yang akan diteliti. Maksudnya, selain menarik, penelitian yang meneliti masalah pun masih langka/jarang. Jadi, jika masalah diteliti maka menjadi masukan berharga bagi siapa pun.[7]
D.      Latar belakang masalah dalam proposal
Penyusunan  proposal  diawali  dengan  penulisan  latar  belakang  masalah. Dalam  bagian  ini  penyusun  proposal  mengekspirasikan  secara  sistematis  gejala  dan  peristiwa  yang  tersinyalir  menimbulkan  permasalahan  untuk  diteliti. Penyusunan  proposal  dapat  menemukan  gejala  dan  peristiwa  yang  melatar  belakangi  penelitannya  dari  berbagai  sumber  misalnya: 
·         Siaran  berita  lewat  media  masa.
·         Publikasi  kebijakan  pemerintah.
·         Gerakan-gerakan  social.
·         Realisasi  rencana-rencana  dan  kebijakan  pembangunan.
·         Kasus-kasus  pribadi.
·         Kasus-kasus  kehidupan  keluarga.
·         Kasus-kasus  kehidupan  bernegara.
·         Kasus-kasus  pergerakan  alam  semesta.
·         Kasus-kasus  dalam  lingkungan  pekerjaaan, profesi  dan  karier.
·         Kasus-kasus  dalam  lingkungan  studi.
·         Kasus-kasus  dalam  lingkungan  hobi  dan  reakreasi.[8]
E.       Contoh Latar Belakang Masalah
INTEGRATED SYSTEM OF CULTURAL EDUCATION (ISCED) INDONESIA : MENGEMBANGKAN KREATIVITAS PELAJAR BERBASIS LOCAL WISDOM
DI ERA GLOBAL
Naskah Karya Tulis Ini Disusun
dalam Rrangka Mengikuti Lomba Karya Tulis Nasional di
Universitas Muhammadiyah Makasar
ADE SUYITNO, MALIATUL & ERNA Y
Indonesia merupakan  negara majemuk yang memiliki suku bangsa, bahasa serta agama yang bervariasi. Hal ini disebabkan karena Indonesia merupakan negara yang terdiri dari beberapa pulau besar dan ribuan pulau kecil serta didukung oleh faktor ragam suku, ras, agama dan budaya.Kebudayaan lokal Indonesia yang sangat beranekaragam menjadi suatu kebanggaan sekaligus tantangan untuk mempertahankan serta mewariskan kepada generasi selanjutnya. Lebih dari 20 suku terdapat di Indonesia dan lebih dari 100 kebudayaan ada di Indonesia.
Perubahan kebudayaan yang mulai terjadi di Indonesia saat ini nampak jelas dengan adanya pergeseran budaya dari kebudayaan lokal menjadi kebudayaan luar yang lebih diminati oleh masyarakat Indonesia. Hal tersebut merupakan salah satu dampak adanya globalisasi. Ilmu pengetahuan, teknologi, komunikasi dan sarana transportasi internasional telah menghilangkan batas-batas budaya setiap bangsa. Hal ini dibuktikan dengan berkembangnya budaya pop Korea (Hallyu) dan budaya barat (westwernisasi) di negara-negara Asia Timur dan beberapa negara Asia Tenggara termasuk Indonesia. Semakin gencarnya ekspos dunia luar melalui media elektronik seperti televisi maupun internet menjadikan masyarakat seakan tidak peduli dengan budayanya sendiri. Pola pikir masyarakat khususnya generasi muda dapat dengan mudah dirusak, masyarakat lebih cenderung melupakan kebudayaan sendiri dan beralih ke budaya luar.
Bangsa Indonesia dewasa ini di dalam memasuki era globalisasi menghadapi suatu masa yang kritis karena masyarakat mengalami krisis kebudayaan. Krisis kebudayaan bisa menyebabkan krisis sosial, krisis ekonomi, krisis psikologi dan berbagai jenis krisis lainnya. Fenomena globalisasi mempengaruhi dinamika masyarakat, dinamika tersebut mengubah tingkahlaku manusia dan juga berakibat pada kaburnya nilai-nilai kemanusiaan, agama dan budaya. Globalisasi membawa 4 ciri utama, yakni Dunia-Tanpa-Batas (Borderless World), Kemajuan Ilmu dan Teknologi, Kesadaran terhadap HAM serta Kewajiban Asasi Manusia dan Masyarakat Mega Kompetisi. Adanya kekhawatiran dari dampak globalisasi adalah pada generasi muda Indonesia karena generasi muda yang mash mencari jati diri dengan filter diri yang seadanya sangat rentan untuk terpengaruh dari budaya luar.
Data Badan Pusat Statistik (BPS), kependudukan hasil sesnsus 2010 menyatakan bahwa penduduk Indonesia berjumlah 237,6 juta jiwa. Jumlah penduduk yang termasuk kelompok generasi muda yaitu kelompok umur 14-20 tahun menempati jumlah yang banyak yaitu 64 juta jiwa. Kelompok generasi muda tersebut dinyatakan memiliki permasalahan. Berdasarkan outlook Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat tahun 2010 dalam Kebijakan Nasional Pengembangan Karakter Bangsa, bahwa masalah bangsa ini adalah bergesernya nilai etika dalam berbangsa dan bernegara, memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa, melemahnya kemandirian bangsa.
Degradasi pada moral remaja diperlihatkan bukan hanya dalam cara berpakaian dan tawuran, namun masih banyak lagi. Contohnya: dunia narkoba dan seks bebas akhir-akhir ini memang sangat ngetren dikalangan remaja. Ini tandanya ada bukti lagi bahwa moral remaja masa kini memang sudah menurun. Akhir bulan september 2012 dunia pendidikan kita menoreh tinta hitam karena terjadi tawuran antar pelajar di berbagai daerah di Indonesia yang menjadi pusat perhatian adalah tawuran antara SMA 6 dan SMA 70 Jakarta yang berakhir meninggalnya satu orang siswa dan pencabulan siswa di gorontalo di awal tahun 2013. Degradasi moral ini akan membuat generasi muda tidak produktif dalam karya dan akan menurunkan tingkat kemandirian pelajar di masa depan, padahal ditangan pelajar bangsa ini kedepan akan dipimpin.
Kemudian berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS, 2012) memperlihatkan bahwa tingkat pengangguran terbuka berdasarkan tingkat pendidikan yang ditamatkan di Indonesia mencapai 7,244,956 orang. Dengan didominasi jumlah dari lulusan universitas 438,210 orang, Diploma 196,780 orang, SMTA (Umum dan Kejuruan) 2.873.374 orang. Hal ini sangat ironi sekali mengingat generasi muda yang terdidik dan terpelajar malah menjadi beban dan berkontribusi tinggi terhadap angka pengangguran di Indonesia. Kurangnya softskill jadi salah satu penyebab utama.
Permasalahan yang terjadi pada generasi muda dan ditambah dampak negatif dari globalisasi ini menyebabkan persoalan budaya dan karakter bangsa. Krisis multidimensional, yang bermuara pada krisis moral, dan krisis kepercayaan diri telah membuat generasi bangsa enggan dan malu menunjukkan jatidiri sebagai bangsa Indonesia. Akibat krisis ini persoalan pun muncul di masyarakat seperti korupsi, gaya hidup instan, perkelahian massa, kehidupan ekonomi yang konsumtif, kehidupan politik yang tidak produktif dan lainnya dimana menjadi pembahasan hangat di media massa, seminar, serta ruang publik lainnya (Kementerian Pendidikan Nasional, 2010:1).
Jika masalah-masalah diatas terus dibiarkan maka lambat laun Indonesia akan mengalamimiss cultural atau kepunahan budaya. Masyarakat Indonesia akan kehilangan aset terbesar warisan alam dan nenek moyang yang dimilikinya. Indonesia juga akan kehilangan jati dirinya sebagai bangsa multikultural. Hal ini akan berimbas kepada generasi muda yang di mana sekarang mulai menyukali budaya yang sedang tren di dunia dan mulai melupakan kebudayaan serta nilai-nilai luhur kearifan budaya lokal.
Kehandalan potensi pendidikan sebagai agen konstruktif perbaikan masyarakat ini menjadi suatu kenyataan, suatu realita yang tidak hanya sekedar mengembangkan intelektualitas anak-siswa dan pemuda, namun juga masyarakat masa depan di mana mereka akan menjadi unsur utama dan bagian dari budaya. Pendidikan berperan menanamkan nilai-nilai budaya, kebijakan lokal, nilai-nilai kebangsaan dan mengembangkan potensi.
Pendidikan dan kebudayaan memiliki hubungan yang sangat erat dalam arti keduanya berkenaan dengan suatu hal yang sama yaitu pengembangan nilai. Dalam konteks kebudayaan pendidikan memainkan peranan dalam agen pengajaran nilai-nilai budaya. Pendidikan yang berlangsung adalah suatu proses pembentukan kualitas manusia sesuai dengan kodrat budaya yang dimiliki. Nilai-nilai kebudayaan bukanlah hanya sekedar dipindahkan dari satu bejana ke bejana yang lain yaitu kegenerasi mudanya,tetapi dalam proses interaksi antara pribadi dengan kebudayaan betapa pribadi merupakan individu yang kreatif bukan pasif. Globalisasi merupakan entitas, jika entitas tersebut dapat menjadi lifestyle dan symbol kemodernenan. Ia dapat mengubah kebiasaan hidup seseorang bahkan tak jarang menilai agama dan pendidikan sebagai suatu yang ketinggalan zaman.
Globalisasi seharusnya direspons dengan mengkaji ulang format pendidikan yang sesuai dengan konteks globalisasi itu sendiri. Salah satunya lewat pendidikan kewirausahaan dan kreativitas berbasis budaya yang di sekolah di Indonesia baik di kelas dan diekstrakulikuler. Kontinuitas budaya akan memungkinkan hanya jika pendidikan memelihara warisan akar-akar pembentukannya dengan meneruskan kebenaran-kebenaran yang telah dihasilkan pada masa lampau kepada generasi baru, mengembangkan suatu background dan loyatitas-loyalitas cultural.
Generasi muda memiliki kedudukan dan peranan penting dalam pelestarian seni dan budaya daerah. Hal ini didasari oleh asumsi bahwa generasi muda merupakan anak bangsa yang akan menjadi penerus kelangsungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia. Sebagai generasi yang kelak menjadi pemimpin-pemimpin bangsa, pada diri generasi muda harus bersemayam suatu kesadaran kultural sehingga keberlanjutan bangsa Indonesia dapat dipertahankan. Pembentukan kesadaran kultural generasi muda antara lain dapat dilakukan dengan pengoptimalan peran dalam pelestarian seni dan budaya daerah.
Oleh karena itu, dari pemaparan diatas penulis akan mengangkat penelitian yang berkenaan dengan program  pengembangan  karakter pelajar melalui pendidikan kewirausahaan dan kreativitas berbasis Local Wisdom untuk memplajari, mengembangkan dan mempublikasikan produk kreatif pada pasar global. Dalam penelitian ini penulis mengangkat judul “Integrated System of Cultural Education (ISCED) Indonesia : “Mengembangkan Kreativitas Pelajar Berbasis Local Wisdom di Era Global” [9]

BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Latar belakang masalah adalah paparan yang berfungsi untuk menarik perhatian pembaca dan memberi arahan terhadap masalah-masalah yang akan diuraikan. Masalah atau persoalan biasanya akan muncul kalau ada kesenjangan antara das sollen dan das sein, ada perbedaan antara apa yang seharusnya dan apa yang ada dalam kenyataan, antara apa yang diperlukan dengan apa yang ada atau tersedia,  antara harapan dan kenyataan, dan sebagainya. Seringkali kesenjangan itu mengenai teknologi dan pengetahuan.
Masalah yang harus dipecahkan atau dijawab melalui penelitian, termasuk juga dalam bidang kebahasaan, cukup tersedia banyak, tinggallah si peneliti mengidentifikasikan, memilih, dan merumuskan. Dalam hal ini memang dituntut adanya kejelian dari si peneliti untuk menemukan masalah tersebut.
Dalam  suatu  peneletian  ilmiah, proses  lahirnya  suatu  masalah  tersaji  secara  formal  dalam  bentuk  uraian  latar  belakang  masalah. Melalui  latar  belakang  masalah, pengalaman  tentang  permasalahan  penelitian  yang  sedang  dihadapi dapat  menjadi  lebih  utuh.  Alasannya  adalah  suatu  latar  belakang  masalah  yang  baik  umumnnya  mengungkapkan  paling  tidak  empat  hal, yaitu: Mengungkapkan  isu-isu (issues), Mengungkapkan fakta-fakta (exiting information), Mengungkapkan nilai guna untuk apa masalah dipecahkan (nedd), Memiliki tingkat kesukaran berkenaan dengan pemecahan masalahnya atau masih langka/jarang orang meneliti masalah itu (difficulty).
B.       Saran-saran
Kami menyadari didalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan kekhilafan, Hal ini karena kurangnya sumber bacaan dan keterbatasan pemakalah. Oleh karena itu kami sebagai pemakalah berharap akan kritik dan saran yang berguna bisa menjadikan perbaikan makalah mendatang.


[1] Irsyati Shalima, dkk, Detik-detik Ujian Nasional Bahasa Indonesia, (Yogyakarta: PT Intan Pariwara, 2013), hlm. 46
[2] Reno Wiyoso, Bahasa Indonesia, (Pekalongan), hlm. 33.
[3] Lutfah barliana,dkk, Modul Bahasa Indonesia, (Batang : Mitra Sekawan Klaten, 2011), hlm. 65
[4] Abdul Chaer, Kajian Bahasa Struktur Internal, Pemakaian dan Pemelajaran, (Jakarta : PT renika Cipta, 2007), hlm. 21-22.
[5] Winarno Surakhmad, Pengantar penelitian ilmiah, dasar metode dan teknik, (Bandung: Tarsito, 1990)
[6] Made Wirartha, Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Skripsi, dan Tesis, (Yogyakarta: Andi Offset, 2005), hlm.16-17.
[7] Etta Mamang Sangaji dan Sopiah, Metode Penelitian, (Yogyakarta : Andi Offset, 2010), hlm. 66-67
[8] Wasty Soemanto, Pedoman Teknik Penulisan Skripsi (Karya Ilmiah), (Jakarta : Bumi Aksara, 1998), hlm. 9
[9] Ade Suyitno Adeino, http://indonesiamudamenulis.blogspot.com/2012/12/cara-membuat-latar-belakang-masalah.html, diakses 26 Pebruari 2011, jam 11.11 WIB
 

0 comments:

Post a Comment